Resum Buku Bank Budgeting Teguh Pudjo Muljono_BAB VIII

ANGGARAN UNTUK NON EARNING ASSETS

Nonearning assets diperlukan dalam perbankan sebagai alat pendukung kegiatan operasionil sehari-hari dari setiap bank dikarenakan :
v  Nonearning assets dari monetery assets yang berupa cash assets/callable assets akan mempunyai fungsi sebagai alat likuiditas bagi setiap bank.
v  Nonearning assets yang berupa physical assets seperti tanah, gedung, kantor, furniture, computer, office equipment, sarana komunikasi dan transportasi dan lain-lain juga sangat diperlukan baik sebagai lambing prestige, maupun sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan operasionil sehari-hari.

A.    ANGGARAN CASH ASSETS
Cash assets bagi bank mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai alat likuiditas dan sebagai alat atau barang yang diperdagangkan oleh bank untuk mendapatkan penghasilan (revenue). Antara likuiditasa dengan penghasilan (rentabilitas saling bertentangan, sebab likuiditas yang tinggi akan menyebabkan rentabilitas yang rendah, sedangkan likuiditas yang rendah akan mengacaukan pelayanan bank kepada para nasabahnya.
a.      Berbagai Bentuk Cash Assets Bank
Cash assets sering juga disebut sebagai callable assets ataupun sebagai liquid assets yaitu merupakan aktiva bank yang tingkat likuiditasnya sangat tinggi dan dapat dipersamakan sebagai uang kas. Secara spesifik cash assets dapat dibagi menjadi Uang Kas (Bank Notes), Emas Logam Mulia, Giro pada Bank Indonesia, Giro pada Bank Lain, Penempatan pada Bank Lain, Surat-surat Berharga, Deposit on Call, Deposit Berjangka pada bank Lain dan Margin Deposit
b.      Arti Penting Anggaran Cash Assets
Adapun manfaat anggaran cash assets ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Untuk Menjaga Likuiditas Bank
Bank harus mampu menjaga likuiditasnya dengan baik supaya kepercayaan masyarakat dapat terjaga. Secara kualitatif suatu bank yang dikatakan likuid apabila memiliki cash assets yang memadai untuk membayar kembali dana para deposan atau untuk menyediakan dana terhadap para direktur serta membayar kewajiban lainnya yang telah jatuh tempo.
Memiliki cash asses yang marketable, maksudnya bank tidak harus selalu menyediakan dalam bentuk uang kas yang besar, tetapi dapat menyediakan surat-surat berharga dan lain-lain yang sifatnya dapat dipasarkan sewaktu-waktu tanpa mengalami kerugian yang berarti.
Memiliki kemampuan menciptakan cash assets yang baru, yaitu dengan menciptakan utang-utang baru baik melalui penerbitan obligasi ataupun surat-surat berharga lainnya.
Secara kuantitatif bank yang likuid dapat juga dimanifestasikan dengan berbagai macam ratio likuiditas seperti Cash Ratio, Quiqk Ratio, Investing Policy Ratio, Banking Ratio, Loan to Deposit Ratio, Assetsto Loan Ratio Investment Risk Ratio, Liquidity Risk Ratio dan lain-lainnya.
2.      Untuk Perencanaan Sumber Dana
Ada berbagai sumber dana yang perlu mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang baik agar dapat menghasilkan cash assets yang optimal dan ini merupakan sumber-sumber yang dapat menciptakan cash assets tersebut, antara lain :
a)      Penerimaan tunai dari berbagai macam kondisi/fee atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank kepada para nasabahnya.
b)      Pendapatan tunai dari pembayaran bunga kredit maupun propisis/committmen fee dalam pemberian kredit kepada para nasabahnya.
c)      Berbagai macam pendapatan tunai lainnya seperti pendapatan selisih kurs, retour komisi asuransi dan lain-lain.
d)     Penerimaan tunai dari pelunasan kredit dari para debiturnya.
e)      Penerimaan (pembayaran kembali) surat-surat berharga yang jatuh tempo beserta bunga maupun capital gain bila ada.
f)       Penjualan aktiva bank yang di anggap tidak produktif/pencairan barang jaminan kredit yang dikusasai bank dalam rangka konpensasi.
g)      Donasi dari para pemegang saham.
h)      Tambahan utang dari para deposan, para pemegang obligasi dan lain-lain.
i)        Sumber dana kerja.
Sumber-sumber dan yang diuraikan di atas pada hakikatnya merupakan sumber cash inflow ke dalam bank.
3.      Untuk Perencanaan pemakaian Dana
Bank sangat memerlukan cash asset/dukungan data dalam melakukan kegiatan-keigiatannya. Berbagai macam kegiatan bank yang memerlukan dukungan cahs assets adalah sebagai berikut :
1)      Untuk pembayaran biaya usaha, seperti gaji, sewa gedung kantor, dan biaya operasional lainnya.
2)      Untuk pengadaan aktiva tetap, seperti computer, saran transportasi dan lain-lainnya.
3)      Untuk pelunasan utang-utang bank kepada pihak ketiga, seperti para deposan, penabung, pemegang obligasi dan lain sebagainya.
4)      Untuk pembayaran surat-surat berharga yang diterbitkan oleh bank termasuk pembayaran bunganya maupun capital loss yang ada.
5)      Untuk pembayaran bunga dana kepada para giran, penabung, deposan dan lain-lain.
6)      Untuk berbagai pembayaran kepada para pemilik modal seperti pembayaran deviden.
7)      Pengeluaran-pengeluaran untuk promosi usaha seperti pemberian hadiah.
8)      Pembayaran pajak.
9)      Pengeluaran lain-lain.
4.      Untuk Pembentukan Reserve Requirement
Dengan semakin bertambahnya pesaing antara bank satu dengan bank lain, maka sudah seharusnya tiap-tiap bank memikirkan cara untuk menutupi resiko yang mungkin terjadi akibat persaiangan antar bank tersebut. Oleh karena itulah bank perlu menciptakan reserve requirement baik untuk tujuan operasionil maupun untuk memenuhi ketentuan penguasa moneter.
Secara umum ada 3 bentuk reserve requirement yang diperlukan oleh bank yaitu :
1)      Legal Reserve Requirement, yaitu pembentukan, reserve minimum untuk likuiditas yang harus disediakan oleh setiap bank untuk memenuhi ketentuan ototritas moneter. Adapun cara hitungan persentase alat likuid secara mingguan baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing dengan formula :
                                              
                                                                                    Alat Likuid
Persentase Alat likuid :                                                 > 3%
                                                                          Juml. Dana Pihak Ketiga
2)      Working Capital Reserve Requirement. Biasanya bank harus menyediakan alat likuid dalam jumlah yang lebih besar dari ketentuan, walaupun penyediaan dana tersebut sangat sulit sekali untuk dapat disusun tepat 3%. 
3)      Cyclical Reserve requirement. Bank juga sangat memerlukan dana (cash assets) yang lebih besar pada tanggal-tanggal tertentu, seperti akhir bulan untuk pembayaran gaji karyawan, maupun cash assets apada saat menjelang libur panjang dan lain-lain.
c.       Penyusunan Estimasi Cash Flow
Disusunnya estimasi cash flow untuk menggambarkan gerak arus uang cash (cash assets) yang akan masuk dan keluar dari bank serta saldo pada akhir periode. Besarnya deficit maupun surplus yang terjadi dapat diketahui dari emitasi cash flow tersebut. Dalam penyusunan estimasi cash flow ini peril diperhatikan dan dibedakan dengan estimasi dari sources and use of fund. Dalam estimasi cash flow disini yang dilihat hanya alat likuid yang benar-benar berupa uang tunai baik rupiah maupun valuta asing saja.
d.      Rekapitulasi Anggaran Cash Assets
Dari jumlah saldo cash maka dapat dibuat rekapitulasi target/volume cash assets yang ada sebagai berikut :






ANGGARAN CASH ASSETS
PERIODE 19.A s.d. 19.B


No
Uraian
PERIODE BULAN JANUARI
Anggaran
Realisasi
Variance Rp.
%
1


2


3
4
5
6
7
8
9
10
Uang kas
-          Rupiah
-          Valas (Eq Rp)
Emas (logam mulia)
-          Batangan
-          Cemmorative (coin)
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain
Penempatan pada Bank Lain
Surat-surat Berharga
Deposit on Call
Margin Deposit
Deposit Berjangka
Lain-lain
Jumlah
Saldo uang kas dan giro pada Bank Indonesia dan bank lainnya pada butir 1 di atas harus sesuai dengan saldo pada estimasi cash flow. Sedangkan komponen cash assets lainnya mempunyai likuiditas yang tinggi tetapi belum siap sebagai alat pembayaran tunai karena harus dicairkan terlebih dahulu oleh bank yang memiliki cash assets tersebut.

B.     ANGGARAN AKTIVA TETAP
Dalam kegiatan perbankan sudah pasti akan banyak memerlukan sarana dan prasarana produksi yang diperlukan, walaupun telah dipahami bahwa sebagian besar aktiva bank berupa monetery assets dan proporsi fixed assets relative kecil, namun pengadaan fixed assets ini tidak boleh diabaikan karena biaya aktiva tetap ini baik dalam bentuk biaya depresiasi , biaya sewa, biaya manitenance dan lain-lain akan membentuk biaya overhead bagi produk dan jasa bank yang dihasilkan. Dan biaya overhead tersebut harus ditekan sekecil mungkin agar bank tersebut mampu bersaing dengan bank-bank lain.

Adapun berbagai masalah dalam penyusunan anggaran aktiva tetap sebagai berikut :
a.      Factor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Aktiva Tetap
Adapun berbagai faktor yang menjadikan adanya perbedaan antara bank satu dengan bank lainnya terhadap kebutuhan aktiva tetap sebagai berikut :
1.      Company Image yang Akan Dibangun
Upaya pemeliharaan citra perusahaan merupakan salah satu unsur yang menjadikan adanya perbedaan dalam kebutuhan aktiva tetap oleh suatu bank, oleh karena itu sebaik mungkin suatu bank akan berupaya untuk membangun company image baik dari bentuk bangunan, warna, standar mobil untuk para eksekutif dan lain sebagainya. Dan tentu dengan upaya tersebut akan berakibat bertambah besarnya biaya investasi karena factor fungsi dari aktiva tetap yang akan dibeli tersebut menjadi ganda sebagai alat produksi dan company image yang sangat penting dalam proses pemasaran produk dan jasa suatu perbankan.
2.      Rencana Ekspansi Network Cabang
Dengan adanya rencanan ekspansi network seperti membuka kantor-kantor cabang baru, memperluas jaringan ATM maupun EFTPOS (Elektronik Fund Transfer at Point Of Sale), akan mengakibatkan berkembangnya kebutuhan hardware dan software dari sarana komunikasi.
3.      Sifat Usaha Bank/Jenis Usaha Bank
Usaha bank dapat dikelompokkan ke dalam 2 hal yaitu retail bank dan corporate bank. Untuk bank yang bergerak di bidang retail akan memerlukan kantor cabang maupun ATM yang banyak untuk mempermudah palacement produk dan jasanya terhadap para nasabahnya. Kondisi tersebut berbeda untuk Corporate bank yang tidak perlu kantor cabag terlalu banyak, namun kantornya tetap memerlukan office space yang luas serta beralokasi di daerah bisnis, karena para nasabahnya adalah perusahaan korporasi/perusahaan skala menengah dan besar.
4.      Perkembangan Teknologi
Mengingat pada abad ini teknologi berkembang semakin pesat, maka tidak heran jika suatu perbankan menggunakan beberapa diantara alat-alat tersebut seperti computer, sarana telekomunikasi dan office requipment untuk memberikan pelayanan yang lebih profisionalisme dan ini manjadi ketergantungan bagi bank dari sarana produksi di atas, juga karena adanya persaingan antarbank, maka investasi bank ke dalam computer dan sarana telekomunikasi maupun office equipment akan semakin besar.
5.      Volume Usaha dan Frekuensi Transaksi
Untuk menampung jumlah transaksi yang banyak maka diperlukan staf yang sesuai dengan beban kerjanya masing-masing dan oleh karena itu, besarnya volume usaha dan frekuensi transaksi tersebut akan memerlukan sarana yang sebanding pula. Dengan semakin besarnya luas office space maupun kapasitas computer yang akan di beli akan mempengaruhi secara langsung biaya investasi yang harus dianggarkan guna pengadaannya.
6.      Kondisi Aktiva Lama yang Ada
Secara teknis, aktiva tetap yang lama masih dapat berfungsi dengan baik, akan tetapi oleh karena perkembangan teknologi yang semakin hari semakin pesat, maka akan mengharuskan suatu bank untuk melakukan pembaruan dari alat-alat elektronik data processingnya tersebut
b.      Bentuk Anggaran Pengeluaran untuk Aktiva Tetap
Adapun jenis-jenis pengeluaran biaya yang harus dilakukan oleh suatu bank untuk memperoleh atau pengadaan aktiva tetap agar bisa terua berfungsi guna menunjang kegiatan operasionilnya sehari-hari seperti pengeluaran biaya untuk pembelian, biaya repair dan maintenance, biaya depresiasi, declining balance model, composite model, biaya sewa, pajak, penghapusan aktiva tetap dan biaya asuransi.




C.    PEMILIHAN AKTIVE TETAP
 Ada berbagai pedoman yang perlu diperhatikan dalam pemilihan aktiva tetap tersebut antara lain :
a.      Pertimbangan Kualitatif
1)      Kualitas aktiva yang bersangkutan dibandingkan dengan merk-merk lain. Hal ini dapat diketahui dari pengalaman maupun informasi dari pihak lain.
2)      Harga, biaya angkut, biaya instalasi.
3)      Tersedianya spare parts di pasar lokal.
4)      Kompatibilitas dengan sarana lain.
5)      Biaya reparasi dan pemeliharaan.
6)      Nilai jual kembali yang tinggi.
7)      Tersedianya dealer/distributor tersebar luas.
8)      Banyaknya pemakai peralatan tersebut.
9)      Economical Life/Teknical Life yang panjang.
10)  Reputasi merk dan lain-lain.
b.      Pertimbangan Kuatitatif
1)      Cost and Benefit Ratio Suatu Unit Aktiva
Yaitu perhitungan ratio antar cost yang dikeluarkan oleh bank untuk pengadaan aktiva tetap dan biaya eksploitasinya dibandingkan dengan anfaat yang diperolehnya selama economical lifenya.
2)      Pengadaan Suatu Paket Aktiva Tetap
Dalam kondisis tertentu, pengadaan aktiva tetap ini dilakukan dalam rangka pembukaan kantor cabang baru atau unit yang lebih kecil pembukaan 1 unti Automatic Teller Machine, dimana unit kantor cabang baru atau 1 unit cabang tersebut menghasilkan berbagai sumber pendapatan dan juga menanggung berbagai macam jenis biaya.

D.    REKAPITULASI ANGGARAN AKTIVA TETAP
Untuk mengetahui berapa biaya dan investasi yang akan dikeluarkan oleh bank untuk tahun/periode yang perlu disusun suatu rekapitulasi dari pengeluaran-pengeluaran yang akan langsung dibebankan kedalam biaya operasionil. Untuk keperluan ini manajemen bank perlu mengambil accounting policy, antara lain :

Ø  Pengeluaran sampai sejumlah berapa yang dapat langsung dibebankan ke dalam biaya.
Ø  Pengeluaran sampai sejumlah berapa yang harus dikatalisasikan ke dlaam aktiva tetap.
Ø  Jenis-jenis pengadaan aktiva yang bagaimana yang dapat langsung dibebankan ke dalam biaya operasionil dan pengeluaran mana yang dapat dan harus dikapitalisasikan sebagai aktiva tetap.

E.     PENDAPATAN PENGELOLAAN AKTIVA TETAP
Pada umumnya aktiva tetap yang dikelola oleh suatu bank bersifat cost centre, namun ada juga kemungkinan bank yang bersangkutan juga menyewakan kelebihan office spacenya kepada pihak ke-3, atau memberikan jasa pengelolahan data melalui komputernya yang mempunyai kapasitas berlebih. Pengelolaan office centre bank juga pada umumnya mempunyai status hukum atau badan usaha yang terpisah. Kalau memang demikian tidak perlu dimasukkan ke dalam anggaran bank yang bersangkutan.

1 komentar:

Blog27999 mengatakan...

Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours

At least 160,000 women and men are using a easy and SECRET "liquid hack" to drop 2lbs every night while they sleep.

It's easy and works with everybody.

This is how you can do it yourself:

1) Hold a drinking glass and fill it up with water half the way

2) And then follow this strange hack

and you'll be 2lbs skinnier in the morning!