Resum Buku Bank Budgeting Teguh Pudjo Muljono_BAB Vi

ANGARAN BIDANG KREDIT

  1. ARTI PENTING PERENCANAAN DAN ANGGARAN KREDIT
1.      Adanya Persaingan Usaha Yang Semakin Intensif
Didalam perbankan persaingan tidak hanya antar bank saja tetapi juga lembaga keuangan lain yang memberikan layanan kredit seperti leasing company, pasar modal, asuransi dan lainnya.
2.      Perkebangan Geografis Usaha Bank
Dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya, bank akan berusaha membuka cabang sebaanyak-banyaknya baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional.
3.      Perkembangan Perekonomian Yang Cepat
Perkembangan teknologi dan informasi dalam era globalisasi seperti sekarang memungkinkan adanya perdagangan internasional. Oleh karena itu dalam memberikan kredit harus mengarah ke perkembangan ekonomi yang mengarah pada hal tersebut.
4.      Perubahan Kebutuhan Jasa Bank
Perkembangan perekonomian domestik ke pasar internasional membuat perbankan untuk mempersiapkan produk kredit dan derevativenya untuk memuaskan nasabah.
5.      Perubahan Instrument Dan Finanching Method
Jika dahulu nasabah cuma meminta cash loan, tetapi sekarang nasabah juga membutuhkan noncash loan untuk membackup kebutuhan perdagangan dengan efisien.
6.      Biaya Operasionil Yang Semakin Tinggi
Dengan meluasnya kegiatan usaha bank dalam geografisnya dan skala jenis usahanya akan mengakibatkan biaya operasionilnya pun semakin mahal.
7.      Perkembangan Organisasi Bank
Untuk melakukan bisnis perbankan yang efisien maka sistem organisasi kerja perlu disesuaikan dengan perkembangan eknomi  maupun teknologi. 

  1. FAKTOR-FAKTOR VOLUME ANGGARAN KREDIT
a.      Faktor Internal Bank
Faktor internal terdiri dari sifat usaha, segmentasi bank itu sendiri, financial position, source of fund, kualitas aktiva produktifnya dan faktor-faktor yang tersedia di bank itu sendiri.
b.      Faktor Eksternal Bank
Faktor eksternal terdiri dari past, present and future competition, forcast of economic and business activity, substitusi sumber dana yang ada, karakteristik usaha nasabah, situasi sosial politik dan peraturan moneter yang berlaku.

  1. PENETAPAN PLANNING ASSUMTION
a.      Pola Permintaan Kredit
Pola permintaan kredit dari debitur yang telah ada dapat diketahui dari para account officer / relationship manager. Sedangkan untuk debitur yang baru dapat diketahui sejak yang bersangkutan menjadi pemegang rekening giro.
b.      Tingkat Perkembangan Perekonomian Yang Akan Datang
Kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh nasabah di awal tentu harus didukung oleh lingkungan usaha yang baik agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan dinamis dan memberikan lingkungan yang sehat bagi nasabah tersebut.
c.       Tingkat Perkembangan Sosial Politik
Situasi politik yang stabil tentu akan mendukung iklim investasi dan kegiatan usaha yang sehat.
d.      Internal Rate Dan Cost Of Fund
Apabila tingkat suku bunga dana lebih tinggi dari pasar modal, tentu hal ini kurang menarik ekspansi usaha dengan menggunakan sumber dana dari kredit.
e.       Besarnya Profit Yang Diinginkan
Target laba dapat dijadikan salah satu acuan untuk menetapkan besarnya volume kredit yang akan dipasarkan ditahun-tahun yang akan datang.
f.       Tingkat Rasio Usaha Yang Akan Diterima
Dalam pemberian kredit terdapat resiko bahwa kredit yang diberikan akan mengalami kegagalan dan nasabah tidak dapat mengembalikan pokok maupun bungannya. Untuk menutup resiko ini perlu disusun “cadangan bad debt” atau cadangan aktiva produktif.
g.      Critical Point Faktor Produksi
Untuk dapat mencapai sasaran usahanya harus dikaji kembali sarana yang tersedia (market, man, management, money, methods, macro economic, mentality, material dan machine) apakah terdapat hambatan.
h.      Posisi Financil Bank Yang Ada
Tingkat CAR, ATMR, LDR, NOP, %KUK, MAX LLL  yang semuanya akan menjadi batas ekspansi.

  1. PENGKAJIAN RISIKO
a.      Risiko Sifat Usaha
Risiko yang ada pada masing-masing jenis usaha. meliputi volume kredit yang diberikan, prospek pemasaran, prospek produksi, dll.
b.      Risiko Geografis
Evaluasi atas tingkat kualitas dari sektor/jenis usaha dimasing-masing daerah kerja dari cabang-cabang bank yang bersangkutan.
c.       Risiko Musim/Waktu
Pemberian fasilitas kredit diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah dalam menghadapi musim yang tidak dapat diubah manusia.
d.      Risiko Politis
Untuk mengantisipasi gangguan keamanan politik dan sosial, maka nasabah yang melakukan ekspor kenegara yang politiknya masih belum stabil maka perlu diadakan pembatasan kredit ekspornya.
e.       Risiko Moneter
Tingkat inflasi yang tinggi akan berpengaruh pada proyek jangka panjang karena dat terjadi over run cost.
f.       Risiko Persaingan
Persaingan dapat mengakibatkan terjadi kegagalan kredit karena ingin memberikan pelayanan yang terbaik, dalam pemberian kredit pu tergesa-gesa dan menyimpang dari prinsip perkreditan yang sehat.
g.      Risiko Uncertainty
Kredit diberikan untuk modal usaha dan akan dibayar pada periode yang akan datang yang penuh ketidakpastian.
  
  1. JENIS-JENIS KREDIT
a.      Menurut Objek Yang Dibiayai
Terdiri dari kredit investasi/term loan, kredit modal kerja dan non cash loan.
b.      Menurut Jenis Valuta
Pemberian kredit dengan valuta yang berbeda dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah.
c.       Menurut Sumber Dananya
Terdiri dari kredit dengan dana dari bank yang bersangkutan, kredit dengan dana likuiditas bank indonesia, kredit konsorsium, kredit sindikasi, two step loan, buyer’s credit dan channeling kredit.
d.      Menurut Sektor Ekonomi
Kredit menurut sektor ekonomi dimaksudkan agar kredit tersebut dapat diarahkan ke sektor usaha yang prospektif dimasa yang akan datang.
e.       Menurut Sifat Perputaran Dana Yang Diperlukan
Terdiri dari kredit dengan declining balance, revolving credit, selfliquidating credit dan jenis kredit dengan platfond terikat.
f.       Menurut Wewenang
Kredit yang diputuskan oleh manajemen tingkat bawah  menyangkut jumah yang kecil dan jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan manajemen tingkat tinggi, selain jumlahnya besar juga jangka waktu yang panjang dan proyek-proyek yang complicated.
g.      Dalam Rangka Pelaksanaan Fungsi Bank Sebagai Agent Of Development
Terdiri dari kredit usaha kecil/kredit kelayakan usaha, kredit kepada koperasi dan kredit kepada perusahaan inti rakyat.

  1. PENETAPAN SASARAN PERENCANAAN DAN ANGGARAN KREDIT
a.      Untuk Mendapatkan Interest Income
Pemberian kredit bertujuan untuk mendapatkan bunga (interest income) dengan landing rate yang lebih besar dari biaya dana yang dikeluarkan.
b.      Untuk Penetrasi Pasar
Pemberian kredit dalam jumlah besar dan cepat keputusannya tentu akan menarik banyak masyarakta untuk menjadi nasabah.
c.       Untuk Mengembangkan Bisnis Bank Yang Lain
Kredit yang diberikan bertujuan untuk memancing dan memasarkan produk dan jasa bank yang lain seperti bank garansi, counter guarantee, dll.
d.      Untuk Memasarkan Idle Capacity Dan Memaksimalkan Organisasi Bank
Mengupayakan agar nasabah tidak pindah ke bank lain yang memberikan jenis transaksi keuangan yang sama.
e.       Untuk Pelaksanaan Fungsi Bank Sebagai Agent Of Development
Didalam penyusunan anggaran kredit maka bank harus juga membantu mengalokasikan sebagian kreditnya untuk membangun sektor-sektor ekonomi yang masih tertinggal.
f.       Untuk Pengembangan Segment Pasar
Mengembangkan pangsa pasarnya dengan memperluas net working ke wilayah atau kota lain dengan lebih mengalokasikan kredit pada usaha dari segmen yang telah dikuasai.

  1. PERHITUNGAN ANGGARAN KREDIT
a.      Perhitungan Dana
Untuk dapat memberikan kredit bank harus mempunyai dana yang jumlahnya mencukupi, jangka waktu yang sesuai dan tingkat biaya dananya relatif lebih rendah dari lending ratenya serta perlu memperhatikan tingkat likuiditasnya.
b.      Market Approach
Bank akan mencari objek yang akan diberikan kredit dan setelah dapat proyek yang benar-benar feasible baaru bank mencari dananya. Adapun beberapa model dalam perencanaan ini yaitu statistical technic, industrial relationship, market share, corrollary technic, relationship business, equilibrium supplay and demand, market faktor dan market test.
c.       Target Approach
Untuk melaksanakan target dapat dimanifestasikan dalam pentuk perencanaan dan anggaran kredit yang harus dicapai dalam periode yang akan datang. Ada berbagai alternatif bentuk target tersebut yaitu target laba yang harus dicapai, target diversifikasi dan target perbaikan kualitas kredit.

  1. PERENCANAAN ANGGARAN KREDIT
a.      Bentuk-Bentuk Anggaran Pendapatan Kredit
Bentuk pendapatan kredit lainnya yang bersifat tidak langsung antara lain dari
Ø  Retour Komisi
Ø  Bebagai macam jasa pihak ketiga antara lainnya dari Konsultan, Notaris, Appraisal, Lawyer dan lain-lain.
b.      Mekanisme Penetapan Suku Bunga Kredit
Dalam penetapan suku bunga kredit yang dikennakan kepada nasabah maka perbankan paling tidak harus memperhatikan tiga hal yaitu :
Ø  Komposisi biaya dana dan kondisi dari bank yang bersangkutan
Ø  Bargaining position dari nasabah
Ø  Market price yang berlaku
Adapun bentuk-bentuk pendekatan loan pricing dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Cost Plus Pricing Approach
2. Penetration Pricing Approach
3. Marginal Pricing Approach
4. Market Pricing Approach
5. Skiming Pricing Approach
6. Relationship Pricing Approach

  1. ESTIMASI BIAYA KREDIT
a.      Anggaran Biaya Dana
Anggaran biaya dana yang dipakai untuk pembelanjaan kegiata Bidang Perkreditan. Ada berbagai jenis biaya dana yang erat kaitannya dengan proses pemberian kredit antara lain:
1.      Cost of Borrowing
2.      Cost of Mixed Fund/Bleded Fund
3.      Cost of Lonable Fund
4.      Cost of Fund
5.      Cost of Money
6.      Cost of Operable Fund (Cost Investable Fund)
b.      Anggaran Biaya Personalia
Pengelola kredit disuatu bank dapat dibedakan personalia yang langsung menangani kredit (direct expense) tetapi ada juga yang menangani secara tidak langsung serta menangani kegiatan lainnya (indirect expense) yang juga menimbulkan joint cost.
c.       Anggaran Penghapusan Debitur Dubious
Dalam pemberian kredit terdapat resiko bahwa kredit yang diberikan akan mengalami kegagalan dan nasabah tidak dapat mengembalikan pokok maupun bungannya. Untuk menutup resiko ini perlu disusun “cadangan bad debt” atau cadangan aktiva produktif.
d.      Bank Premisses Expenses
Biaya depresiasi atau biaya sewa atas dasar penggunaan sarana kerja (aktiva tetap) yang digunakan oleh bank di dalam melaksanakan kegiatan perkreditan.
e.       Material Dan Office Supplies
Untuk melaksanakan kegiatan perkreditan tersebut perlu pula dianggarkan biaya-biaya yang berkenaan dengan penggunaan alat-alat kantor.
f.       Profesional Expenses
Di dalam rangka kegiatan perkreditan sering-sering diperlukan bantuan jasa pada profesional seperti public accountant, berbagai jenis jasa konsultan, lawyer, apprasial company, asuransi, notaris, dll.
g.      Marketing Expenses
Bank secara proaktif memasarkan jasa-jasanya dibidang kredit, dan tidak lagi menunggu calon nasabah mengajukan permohonan kredit.
h.      Office Expenses
Biaya kantor yang perlu dianggarkan untuk mendukung kegiatan perkreditan antara lain Institusional expenses, office expense,telecomunication expense, transportation expense, dll.

  1. REKAPITULASI ANGGARAN KREDIT
Berikut beberapa bentuk tabulasi / rekapitulasi dari anggaran kredit yang dapat disajikan sebagai berikut :
a.       Anggaran Menurut Jenis Kredit Yang Diberikan
b.      Anggaran Kredit Menurut Sektor Industri
c.       Anggaran Kredit Menurut Cabang Pemberi Kredit

d.      Anggaran Pendapatan Dan Biaya Kredit

0 komentar: